Langsung ke konten utama

Stasiun Probolinggo

Pembangunan Stasiun Probolinggo diawali dari pembangunan jalur rel kereta api dari Surabaya ke Pasuruan sepanjang 63 km dan Selesai dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1878. Kemudian, jalur tersebut diperpanjang ke Probolinggo kira-kira sepanjang 40 km pada tahun 1884. Setelah itu, pada tahun 1895, rel kereta api disambung kembali dari Probolinggo menuju Klakah. Itulah sebabnya, oleh Belanda dibangun sebuah stasiun yang berada di Probolinggo.

Stasiun ini berada di lokasi strategis di sebelah utara alun-alun, atau dulunya berada di ujung jl. Suroyo atau Heerenstraat yang merupakan jalan utama kota. Di sebelah utara stasiun terdapat sebuah benteng dan di sebelah  utara Benteng merupakan Pelabuhan Tanjung Tembaga yang merupakan pelabuhan penting pada masa itu. Dulunya antara pelabuhan dan stasiun terhubung dengan rel untuk transportasi barang dari pelabuhan. Sekarang sudah tidak digunakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Gedung AJBS (Bekas Pabrik Bir Ngagel)

Pada tahun 1929 dibentuk dan dibangun biro Hindia Belanda oleh sekelompok pengusaha berkebangsaan Belanda tetapi lebih banyak kelompok pengusaha dari Belgia dengan nama COBRA. Mereka menetapkan nama NEDERLANDSCH INDISCHE BIER BROWERIJ N V. Tahun 1931 produksi mulai berjalan dan dipasarkan. Tahun 1937 karena sesuatu hal internal, maka perusahaan ini pailit. Dengan pailitnya perusahaan datang jaringan bir belanda yaitu Heineken’s dan membeli pabrik ini. Heineken merubah nama perusahaan dengan “ HEINEKEN’S NEDERLANDSCH INDISCHE BIER BROUWERIJ MAATSCHAPIJ” yang memproduksi bir merk Heineken, Java Bier dan Java Bonker. Tahun 1942 selama kependudukan Jepang, pabrik bir di Surabaya dikuasai oleh Jepang dan namanya diubah ala Jepang yaitu “NIPPON BITJIU KAISAI” Dalam waktu singkat Jepang tidak memberikan perubahan pada produk bir karena konsentrasinya pada militer, awal 1944 ada rencana untuk memberikan sentuhan rasa sochu pada produk ini, akan tetapi belum sempat memberi sentuhan pada t...

Gereja Merah Probolinggo

Bernama resmi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel, Probolinggo. Atau lebih diakrabi sebagai Gereja Merah ini, terletak di Jalan Suroyo 32 Probolinggo. Disebut Gereja Merah karena keseluruhan banguan cagar budaya ini didominasi warna merah menyala. Tapi rupanya, saat awal dibangun, warna cat yang dipakai untuk melapisi bangunan gereja  ini tidaklah merah, melainkan putih. Berdasarkan keterangan, karena letak geografis Kota Probolinggo dekat dengan pantai, hal ini mempercepat korosi metal oleh udara pantai yang lembab. Ketika itu plumbir digunakan untuk melindungi bangunan dari korosi. Agar senantiasa tampak indah, maka warna merah inilah yang dipilih untuk melapisinya. Gereja Merah dibangun pada masa kependudukan VOC di Indonesia, tahun 1862. Hal ini dapat dilihat dari tera yang ada di anak tangga pertama saat memasuki bangunan gereja: Gebound Anno 1862. Gereja bergaya gothic yang keseluruhan struktur bangunannya terbuat baja ini, dibangun...

Gedung Jawa Pos Jl. Kembang Jepun (Eks Uniebank)

Sebuah foto koleksi Tropenmuseum dengan judul Drukte in de Handelstraat in Soerabaja Oost-Java (Keramaian Handelstraat di Soerabaja Jawa Timur) memperlihatkan suasana jl. Kembang Jepun di masa lalu yang merupakan jalan yang sangat ramai dengan perdagangan dan pusat perbankan.  Source :koleksi Tropenmuseum ca 1920 Disebelah kanan pada foto tersebut terdapat sebuah gedung yang sampai saat ini masih berdiri kokoh, gedung ini unik karena memiliki 2 pintu masuk yaitu bagian depan dan belakang. Akan tetapi untuk bagian belakang sidah ditutup dengan semen untuk alasan keamanan.  gedung tersebut sekarang dikenal sebagai kantor sebuah harian ternama di Surabaya. Pada foto diatas terlihat samar tulisan disamping gedung, 'UNIEBANK'. Setelah ditelusuri, gedung ini kemungkinan besar merupakan kantor De Uniebank Voor Nedherland En Koloniel. Tidak ada yang tahu pasti sejarah dan tahun berapa gedung ini dibangun, apakah hanya Uniebank atau pernah digunakan sebagai kantor lain. ...