Pada tahun 1929 dibentuk dan dibangun biro Hindia Belanda oleh sekelompok pengusaha berkebangsaan Belanda tetapi lebih banyak kelompok pengusaha dari Belgia dengan nama COBRA. Mereka menetapkan nama NEDERLANDSCH INDISCHE BIER BROWERIJ N V. Tahun 1931 produksi mulai berjalan dan dipasarkan.
Tahun 1937 karena sesuatu hal internal, maka perusahaan ini pailit. Dengan pailitnya perusahaan datang jaringan bir belanda yaitu Heineken’s dan membeli pabrik ini. Heineken merubah nama perusahaan dengan “ HEINEKEN’S NEDERLANDSCH INDISCHE BIER BROUWERIJ MAATSCHAPIJ” yang memproduksi bir merk Heineken, Java Bier dan Java Bonker.
Tahun 1942 selama kependudukan Jepang, pabrik bir di Surabaya dikuasai oleh Jepang dan namanya diubah ala Jepang yaitu “NIPPON BITJIU KAISAI”
Dalam waktu singkat Jepang tidak memberikan perubahan pada produk bir karena konsentrasinya pada militer, awal 1944 ada rencana untuk memberikan sentuhan rasa sochu pada produk ini, akan tetapi belum sempat memberi sentuhan pada tahun 1945 Indonesia sudah merdeka, pemerintah Indonesia mengambil alih pabrik bir jepang ini dan masa transisi itu pemerintah belum menjalankan produksi terus menerus karena masih dalam masa krisis terkena agresi militer Belanda.
Dengan diakuinya RI oleh pemerintah belanda, pada tahun 1949 pabrik ini dibeli kembali oleh Heineken dan namanya dikembalikan menjadi “HEINEKEN’S NEDERLANDSCH INDISCHE BIER BROUWERIJ MAATSCHAPIJ”
Pada tahun 1961 dengan kebijakan nasionalisasi oleh pemerintah Soekarno, bir yang bermerk Java Bier dan Java Boonker dihapus.
Tahun 1967 pemerintah mengembalikan kepada Heineken’s dan tahun 1970 nama “ HEINEKEN’S NEDERLANDSCH INDISCHE BIER BROUWERIJ MAATSCHAPIJ” diubah menjadi PT. Perusahaan Bir Indonesia.
Sejak 1995 pabrik yang berlokasi di jl. Ratna Ngagel ini harus keluar dari surabaya, karena ngagel dianggap pusat kota, selain itu biaya produksi terlalu mahal di Surabaya. Gedung bekas pabrik bir ini kemudian dibeli oleh perusahaan AJBS dan digunakan sebagai supermarket bahan bangunan juga rumah makan sampai sekarang.(ndy)
Source:
Wikipedia
Beergembira.com
Heineken
Dan berbagai sumber.
Tahun 1937 karena sesuatu hal internal, maka perusahaan ini pailit. Dengan pailitnya perusahaan datang jaringan bir belanda yaitu Heineken’s dan membeli pabrik ini. Heineken merubah nama perusahaan dengan “ HEINEKEN’S NEDERLANDSCH INDISCHE BIER BROUWERIJ MAATSCHAPIJ” yang memproduksi bir merk Heineken, Java Bier dan Java Bonker.
Tahun 1942 selama kependudukan Jepang, pabrik bir di Surabaya dikuasai oleh Jepang dan namanya diubah ala Jepang yaitu “NIPPON BITJIU KAISAI”
Dalam waktu singkat Jepang tidak memberikan perubahan pada produk bir karena konsentrasinya pada militer, awal 1944 ada rencana untuk memberikan sentuhan rasa sochu pada produk ini, akan tetapi belum sempat memberi sentuhan pada tahun 1945 Indonesia sudah merdeka, pemerintah Indonesia mengambil alih pabrik bir jepang ini dan masa transisi itu pemerintah belum menjalankan produksi terus menerus karena masih dalam masa krisis terkena agresi militer Belanda.
Dengan diakuinya RI oleh pemerintah belanda, pada tahun 1949 pabrik ini dibeli kembali oleh Heineken dan namanya dikembalikan menjadi “HEINEKEN’S NEDERLANDSCH INDISCHE BIER BROUWERIJ MAATSCHAPIJ”
Pada tahun 1961 dengan kebijakan nasionalisasi oleh pemerintah Soekarno, bir yang bermerk Java Bier dan Java Boonker dihapus.
Tahun 1967 pemerintah mengembalikan kepada Heineken’s dan tahun 1970 nama “ HEINEKEN’S NEDERLANDSCH INDISCHE BIER BROUWERIJ MAATSCHAPIJ” diubah menjadi PT. Perusahaan Bir Indonesia.
Sejak 1995 pabrik yang berlokasi di jl. Ratna Ngagel ini harus keluar dari surabaya, karena ngagel dianggap pusat kota, selain itu biaya produksi terlalu mahal di Surabaya. Gedung bekas pabrik bir ini kemudian dibeli oleh perusahaan AJBS dan digunakan sebagai supermarket bahan bangunan juga rumah makan sampai sekarang.(ndy)
Source:
Wikipedia
Beergembira.com
Heineken
Dan berbagai sumber.
BalasHapusNama : Ainun Aprilia Mutma'ani
Kelas : XI - Tkj 02