Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Gardu ANIEM di Jl. Kebalen Timur

Salah satu gardu ANIEM di jl. Kebalen Timur Surabaya. Tidak banyak gardu ANIEM dengan bentuk atap meruncing, salah satu yang masih tersisa berada di jl. Embong Ploso dekat monumen bambu runcing. Perkembangan listrik di Indonesia tidak lepas dari Perusahaan Listrik Swasta di jaman Belanda yang mengusahakan adanya listrik di tanah air  kita. Listrik di Indonesia mulai dialirkan pada tahun 1897 ketika berdiri perusahaan listrik yang pertama yang bernama Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM) di Batavia dengan kantor pusatnya di Gambir. Sedang di Surabaya bermula ketika perusahaan gas NIGM pada tanggal 26 April 1909 mendirikan perusahaan listrik yang bernama Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM).  Listrik merupakan barang mewah pada jamannya. Tidak semua rumah mendapatkan aliran listrik, kebanyakan ya para londo – londo itu sendiri yang mendapatkannya. Masing – masing daerah memiliki perusahaan listrik tersendiri, tidak sep...

Balai Kota Surabaya

Jalan-jalan ke Balai Kota Surabaya kali ini ketiga kalinya bagi saya. Pertama pada Oktober 2015 bersama sahabat saya Titis. Kemudian yang ke dua pada sekitaran Februari 2016 bersama kawan-kawan pecinta sejarah. Dan yang ketiga adalah dokumentasi berikut saat trip bersama Surabaya Heritage Trip. Stadhuis te Soerabaia, gedung tersebut sampai sekarang masih digunakan sebagai gedung Balai Kota Madya Surabaya. Selesai dibangun pada tahun 1925 dan terletak di Ondomohen weg (Jl. Taman Surya), Arsitektur dari gedung ini adalah GC. Citroen (1881-1935), yang merupakan arsitek yang bekerja untuk bangunan-bangunan Gemeente pada saat itu. Di bagian belakang gedung ini terdapat bunker bawah tanah yang dipersiapkan sebagai tempat perlindungan menghadapi perang Dunia II (1939-1945).Kabarnya bunker ini tembus ke rumah dinas Wali Kota di sebelah timur gedung. Tanggal 1 April 1906 Surabaya ditetapkan sebagai kotamadya (gemeente) dari peraturan 1 Maret 1906. Sejak saat itu semua pemerintahan...

Museum Probolinggo

Terletak di Jalan Suroyo No 7 Kota Probolinggo, museum ini dulunya merupakan Gedung Societiet Gebow Harmony yang difungsikan sebagai tempat konkow para priyayi belanda. Gedung ini pertama dibangun pada tahun 1814 yang mempunyai gaya bangunan Empire Style. Denah simetris, beratap perisai, satu lantai, di serambi depan dan belakang terdapat pilar – pilar, serta memiliki gevel di atas serambi. Bangunan ini terbagi menjadi beberapa serambi antara lain serambi depan, ruang tengah, serambi belakang, serta sayap gedung yang terletak di kanan dan kirinya.Bangunan museum ini menghadap ke barat dengan Serambi depan yang merupakan sebuah ruang terbuka yang memiliki 6 buah kolom gaya doria. Dari serambi tersebut terdapat 5 buah pintu. 3 buah merupakan pintu menuju ruang tengah, dan masing-masing pintu menuju sayap gedung di kanan dan kiri ruangan atau serambi. (Visitprobolinggo.com)

Sejarah Gedung AJBS (Bekas Pabrik Bir Ngagel)

Pada tahun 1929 dibentuk dan dibangun biro Hindia Belanda oleh sekelompok pengusaha berkebangsaan Belanda tetapi lebih banyak kelompok pengusaha dari Belgia dengan nama COBRA. Mereka menetapkan nama NEDERLANDSCH INDISCHE BIER BROWERIJ N V. Tahun 1931 produksi mulai berjalan dan dipasarkan. Tahun 1937 karena sesuatu hal internal, maka perusahaan ini pailit. Dengan pailitnya perusahaan datang jaringan bir belanda yaitu Heineken’s dan membeli pabrik ini. Heineken merubah nama perusahaan dengan “ HEINEKEN’S NEDERLANDSCH INDISCHE BIER BROUWERIJ MAATSCHAPIJ” yang memproduksi bir merk Heineken, Java Bier dan Java Bonker. Tahun 1942 selama kependudukan Jepang, pabrik bir di Surabaya dikuasai oleh Jepang dan namanya diubah ala Jepang yaitu “NIPPON BITJIU KAISAI” Dalam waktu singkat Jepang tidak memberikan perubahan pada produk bir karena konsentrasinya pada militer, awal 1944 ada rencana untuk memberikan sentuhan rasa sochu pada produk ini, akan tetapi belum sempat memberi sentuhan pada t...

Masjid Peneleh Surabaya

Masjid Peneleh merupakan salah satu masjid tua di Surabaya. Diyakini dibangun pada abad ke-15 oleh Sunan Ampel dalam misinya menyiarkan agama Islam di Jawa sebelum dianugerahkan tanah di pesisir Surabaya oleh Raja Majapahit yang disebut Dento (Ampel Denta). Masjid ini dibangun lebih tua dari pada masjid Ampel. Masjid ini terletak di tengah-tengah kampung Peneleh tepatnya gang V atau biasa disebut gang masjid. Berasal dari kata pinilih (pilihan) nama masjid menjadi terkenal dengan sebutan Peneleh. Kata pinilih ini tertulis dengan huruf arab pegon 'fanilih', terletak tepat di samping kanan pintu masjid. Melihat arsitekturnya sekarang, kemungkinan masjid ini telah direnovasi pada tahun 1800an. Keistimewaan lain dari masjid ini adalah adanya jam matahari atau disebut jam bencet sebagai penanda waktu solat.          

Memulai

Hari ini, kamis 29 September 2016 di pagi hari yang cerah, setelah sempat menimbang dan belajar, saya memutuskan untuk mulai membuat blog. Lahirlah jejakhistory.blogspot.co.id, nama yamg sempat saya diskusikan dengan sahabat saya. Jejakhistory dipilih mengingat hobby saya sebagai penikmat bangunan bersejarah dan sering melakukan perjalanan ke tempat-tempat bersejarah. Sehingga blog ini saya buat untuk sekedar tempat reportasi hasil dari perjalanan tersebut. Banyak sekali bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia, mulai dari kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya sampai kota-kota kecil seperti Pasuruan. Bangunan dan tempat bersejarah mulai dari yang cantik dan terawat sampai yang usang, roboh, bahkan sudah punah. Bagi saya bangunan dan tempat bersejarah memiliki keunikan tersendiri mulai dari arsitek dan filosofi serta sejarah yang melingkupinya. Tidak ada hal niatan lain dari blog ini selain berbagi info dan pengenalan bangunan sejarah agar orang-orang lebih peduli untuk menja...