Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Gedung Museum Bahari Jakarta

Pada masa pendudukan Belanda bangunan ini adalah gudang yang menyimpan,   memilih dan mengepak hasil bumi, seperti rempah-rempah yang merupakan komoditi utama VOC. Bangunan yang berdiri persis di samping muara Ci Liwung ini   memiliki dua sisi, sisi barat dikenal dengan sebutan Westzijdsche Pakhuizen    atau Gudang Barat (dibangun secara bertahap mulai tahun 1652-1771) dan sisi timur, disebut Oostzijdsche Pakhuizen    atau Gudang Timur. Gudang barat terdiri dari empat unit bangunan, dan tiga unit di antaranya yang sekarang digunakan sebagai Museum Bahari. Pada masa Jepang gedung-gedung ini dipakai sebagai tempat menyimpan barang-barang logistik Jepang. Setelah masa kemerdekaan Indonesia bangunan ini dipakai oleh PLN dan PTT sebagai gudang, selanjutnya dipugar kembali pada tahun 1976. Pada tahun 7 Juli 1977 diresmikan sebagai Museum Bahari. Museum Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan ba...

JEMBATAN KOTA INTAN

Jembatan Kota Intan  adalah jembatan tertua di  Indonesia  yang dibangun pada tahun 1628 oleh pemerintah  Vereenigde Oostindische Compagnie  atau VOC, atau masyarakat kita lebih familiar dengan sebutan Kumpeni. Jembatan itu kini terletak di Kali Besar kawasan Kota Tua wilayah Jakarta Barat dan berada di bawah pengelolaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Jembatan Kota Intan telah berganti-ganti nama sesuai pergantian zaman. Pada mulanya jembatan ini disebut  Engelse Burg  atau "Jembatan Inggris" yang dibangun pada tahun 1628. Kenapa dinamakan Jembatan Inggris, karena pada saat jembatan itu dibangun terdapat kubu pasukan Inggris di sebelah Timur jembatan tersebut. Pada tahun 1628-1629 jembatan ini pernah rusak karena penyerangan pasukan Banten dan Mataram. Kemudian dibangun kembali oleh VOC Belanda pada tahun 1630 dan berganti nama menjadi "Jembatan Pasar Ayam" atau  Hoenderpasarburg , karena di seberang jembatan terseb...

MASJID CUT MEUTIA

Nama Cut Meutia diambil dari nama jalan dimana masjid ini berada yaitu jl. Taman Cut Meutia No. 1 Menteng Jakarta Pusat. Sebelum menjadi tempat ibadah bagi umat Islam, bangunan masjid itu adalah gedung milik pemerintahan kolonial Belanda. Gedung ini pernah menjadi kantor perusahaan pengembang milik Belanda. Dulu, perusahaan itu bekerja untuk membangun kawasan Gondangdia. Bangunan itu juga pernah difungsikan sebagai kantor pos milik Belanda, kantor Jawatan Kereta Api Belanda, dan Kantor Angkatan Laut Jepang. Setelah masa kemerdekaan Indonesia, masjid yang bisa menampung sekitar 3.000 anggota jemaah ini pernah menjadi kantor urusan perumahan, kantor urusan agama, hingga Sekretariat Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS). Barulah, pada masa pemerintahan Gubernur Ali Sadikin, gedung itu dihibahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebelum resmi dijadikan masjid, gedung ini hampir diruntuhkan karena dianggap tidak berfungsi. Atas usulan Jenderal AH Nasuti...